Saat ini OS Android dan iOS menguasai hampir 95% pasar ponsel dunia, dan tampaknya Rusia tidak senang dengan hal tersebut. Bahkan pada awal tahun 2016 ini, negeri Beruang Merah tersebut berjanji untuk mengurangi ketergantungan terhadap sistem operasi mobile buatan luar negeri hingga 50% pada tahun 2050. Langkah tersebut tampaknya dimulai dengan Jolla Sailfish OS.
Menurut laporan TechCrunch, Sailfish OS sendiri dikembangkan oleh perusahaan Jolla yang berbasis di Finlandia dan OS ini telah disertifikasi di Rusia untuk digunakan perusahaan dan pemerintah sebagai alternatif pertama. Ini sejalan dengan berita sebelumnya bahwa sebuah perusahaan Rusia baru yang disebut Open Mobile Platform (OMP) memiliki lisensi penggunaan Jolla Sailfish OS untuk mengembangkan seluruh sistem operasi baru untuk pasar domestik di Rusia.
Jika dibandingkan dengan OS mobile lain yang gagal menembus persaingan, Jolla Sailfish OS memiliki potensi merebut pasar smartphone karena sistem operasi ini memiliki kompabilitas dengan aplikasi Android. Kendati demikian, OS ini belum ada tanda-tanda sudah memikat hati konsumen, karena pengembang saat ini fokus pada bisnis-ke-bisnis ketimbang menyasar konsumen umum menggunakan perangkat baru.
Meskipun pemerintah tidak menggunakan Sailfish OS, perusahaan OMP milik Rusia akan bekerja dengan perusahaan asal Finlandia untuk membuat Jolla yang akan bekerja dengan mitra lisensi untuk membuat variasi sesuai dengan kebutuhan mitranya, yakni “versi Sailfish OS khusus untuk Rusia.” Namun dengan inti kode yang masih tetap sama.
Perusahaan berpendapat bahwa Sailfish OS masih independen dan terbuka, dan bahwa kerjasama dengan Rusia ini merupakan program percontohan. Jika berhasil, perusahaan akan memperpanjang program untuk negara lain yang tertarik mencari alternatif dari ketergantungan pada sistem operasi Android dan iOS buatan Amerika Serikat.
Laporan dari TechCrunch juga mengatakan, jika saat ini Jolla tengah dalam pembicaraan dengan pemerintah Tiongkok dan Afrika Selatan untuk membuat kerjasama serupa.