Bencana alam memang tidak bisa ditebak kapan datangnya. Ketika suatu wilayah dilanda bencana alam, pasti insfrastruktur utama pada wilayah tersebut akan mengalami kerusakan. Jalanan akan sulit di akses, sambungan listrik terputus, dan tak kalah penting adalah akses komunikasi terputus akibat rusaknya BTS (base transceiver station).

Rusaknya sarana komunikasi tentu berdampak buruk, karena baik korban bencana maupun keluarga yang berada di lain daerah tidak bisa saling berkomunikasi. Celah inilah yang mendorong perusahaan telekomunikasi seluler asal Amerika Serikat, AT&T yang menghadirkan solusi, yakni sebuah drone dengan pemancar sinyal.

Ya, pada pekan lalu operator seluler terkemuka tersebut telah menguji sebuah drone yang memiliki fungsi untuk menyebarkan sinyal seluler sebagai alternatif dari rusaknya BTS utama di wilayah yang terdampak bencana. Sinyal yang disebarkan oleh drone ini adalah jaringan LTE, yang tentunya membuat akses komunikasi menjadi lancar.

Operator seluler AS ini mengaku jika perusahaannya merupakan yang pertama dalam menghadirkan inovasi baru ini, dan perusahaan tampaknya serius mengembangkan teknologi tersebut. Pengujian tersebut dilakukan di wilayah terpencil, dimana setiap drone diberi waktu terbang selama 10 hingga 15 menit untuk memancarkan sinyal seluler darurat.

Untuk jangkauannya sendiri tidak main-main, satu drone dapat memancarkan sinyal LTE dengan jangkauan area seluas 65 km persegi. Tentu ini sesuai dengan harapan AT&T, karena area seluas itu mampu dijangkau hanya dengan satu drone yang dipasangi Cell on Light Truck (COLT) untuk recovering area jaringan sebelum mengudara. Selain itu, drone yang terbang setinggi 123 meter tidak melanggar peraturan FAA tentang batas maksimal drone terbang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here